Dalam bahasa Suku Bajo, kakaban berarti
memeluk. Penamaan ini berkaitan dengan bentuk fisik Pulau Kakaban dimana
atol di bagian utara 'memeluk' laguna dan terpisah dari air laut
sekitarnya. Danau di tengah laut ini begitu indah berwarna biru
kehijauan jernih. Di sekeliling danau tersebut tumbuh rimbun pohon-pohon
bakau.
Ada empat jenis ubur-ubur tak menyengat di Danau Kakaban: ubur-ubur
bulan (Aurelia aurita) (5-50 cm), ubur ubur totol (Mastigias papua)
(1-20 cm), ubur-ubur kotak seukuran ujung jari telunjuk, Tripedalia
cystophora (7-10 mm), dan ubur-ubur terbalik Cassiopea ornata (15-20
cm). Martigias papua adalah yang paling banyak populasinya dan paling
lincah bergerak kesana-kemari, sementara Cassiopeia adalah yang paling
unik sebab ubur-ubur ini biasanya diam di dasar danau dalam posisi
terbalik; tentakelnya ada di posisi atas.
Selain ubur-ubur, ada 8 spesies ikan yang
menghuni danau dengan kedalaman kurang lebih 11 meter ini. Empat spesies
yang paling utama adalah serinding (Apogon lateralis), puntang (Exyrias
puntang), coral fry (Antherinomorus endrachtensis) dan ikan jarum
(Zenarchopterus dispar).
Danau Kakaban mewakili bentuk kehidupan purba yang sifatnya ekstrim;
hal ini diungkapkan oleh seorang peneliti Jonathan Kindon dari Institut
Antropologi Biologi dan Departemen Hewan, Universitas Oxford, Inggris.
Keberadaan 4 spesies ubur-ubur menjadikan Pulau Kakaban dinominasikan
sebagai kawasan situs warisan dunia (world heritage) oleh UNESCO yang
patut dilindungi. Kabarnya, Jellyfish Lake di Palau hanya memiliki dua
jenis spesies ubur-ubur serupa. Maka tak berlebihan jika menyebut Danau
Kakaban sebagai danau ubur-ubur terbesar dan paling kaya keragamannya di
dunia.
Di kutip dari : .indonesia.travel
Di kutip dari : .indonesia.travel
0 komentar:
Posting Komentar